DLAGA.COM— Perubahan besar yang dilakukan Persebaya Surabaya menjelang Super League 2025/2026 ternyata meninggalkan pengalaman buruk bagi beberapa pemain. Empat mantan anggota Green Force saat ini belum menemukan klub baru dan masih dalam kondisi tanpa tim.
Salah satu nama yang paling menarik perhatian adalah Gilson Costa, pemain asing yang musim lalu menjadi tulang punggung lini tengah Persebaya Surabaya.
Meskipun memiliki pengalaman dan nilai pasar yang tinggi, Gilson belum juga mendapatkan perhatian dari klub mana pun menjelang dimulainya kompetisi baru.
Gilson Costa
Gilson Sequeira da Costa, pemain bertahan berusia 28 tahun asal Sao Tome dan Principe, secara resmi didepak oleh Persebaya Surabaya setelah berakhirnya musim 2024/2025.
Lahir pada tanggal 24 September 1996, pemain asal Portugal ini memiliki tinggi badan 1,85 meter dan terkenal sebagai bek yang tangguh.
Ia pernah diharapkan menjadi gelandang tengah dengan kemampuan bermain dan mengumpan bola yang baik.
Sayangnya, sampai saat ini dia belum menemukan tempat yang baru meskipun memiliki nilai pasar yang sangat besar sebesar Rp 2,61 miliar berdasarkan data Transfermarkt.
Karierya pernah diharapkan bisa kembali bersinar di liga Eropa Timur atau Asia Tenggara, namun kenyataannya justru sebaliknya.
Kondisi tanpa klub membuat masa depannya penuh dengan pertanyaan besar menjelang dimulainya musim baru.
Muhammad Hidayat
Selain Gilson, nama Muhammad Hidayat juga tercantum dalam daftar pemain mantan Persebaya Surabaya yang belum berhasil memperoleh klub baru. Pemain gelandang bertahan berusia 29 tahun ini lahir di Bontang, Kalimantan Timur, pada 26 April 1996.
Hidayat pernah menjadi bagian penting dalam perkembangan Persebaya Surabaya di beberapa musim terakhir, dikenal karena ketenangannya dalam mengatur alur pertandingan.
Berbadan tinggi 1,77 meter dan menggunakan kaki kanan sebagai dominan, Hidayat saat ini masih dalam kondisi bebas transfer.
Disebutkan oleh agensi pemain Ressy Enterprise, Hidayat saat ini sedang mencari kesempatan bermain di Super League maupun Liga 2.
Harganya yang masih mencapai angka Rp 1,30 miliar menunjukkan bahwa ia masih cukup bersaing bagi tim kelas atas.
Andre Oktaviansyah
Pemain ketiga yang belum juga memperoleh klub baru adalah Andre Oktaviansyah, seorang gelandang bertahan muda yang pernah bermain untuk Timnas U-20.
Andre lahir di Depok pada 23 Oktober 2002, meskipun baru berusia 22 tahun, ia memiliki pengalaman yang cukup matang dalam dunia profesional.
Berkepala 1,60 meter, Andre terkenal sebagai pemain gelandang yang rajin bekerja dengan mobilitas tinggi dan semangat yang kuat.
Meski pernah menjadi incaran beberapa klub besar Liga, ia belum juga secara resmi diumumkan bergabung dengan tim mana pun hingga akhir Juli.
Agen Don Badres yang mengelola Andre kini dilaporkan masih berkomunikasi dengan beberapa klub.
Harga pasar Andre saat ini mencapai Rp 1,74 miliar, menunjukkan bahwa ia masih menjadi aset bernilai yang mampu bersaing di level teratas.
Lalu Muhammad Rizki
Terakhir, nama Lalu Muhammad Rizki menambahkan daftar pemain yang pernah bermain untuk Persebaya Surabaya dan belum mendapatkan klub.
Kiper muda yang lahir di Bekasi pada 5 Februari 2004 saat ini berusia 21 tahun dan masih berada di tahap awal perjalanan karier profesionalnya.
Berbadan tinggi 1,73 meter, Rizki sebelumnya pernah menjadi cadangan di bawah mistar gawang Persebaya Surabaya.
Namun di musim lalu, ia lebih sering berada di bangku cadangan dan akhirnya didepak dalam proses perubahan susunan tim.
Meski memiliki potensi, ia belum juga resmi bergabung dengan klub baru menjelang musim 2025/2026. Harganya mencapai Rp 173,82 juta dan menjadi yang terendah dibandingkan empat nama mantan pemain Persebaya Surabaya lainnya.
Masih belum diketahui secara pasti alasan mengapa keempat pemain ini belum berhasil bergabung dengan klub, apakah disebabkan oleh persaingan yang ketat, cedera yang dialami, atau pertimbangan teknis dari tim-tim yang tertarik.
Namun yang jelas, waktu terus bergerak dan musim berikutnya segera akan tiba.
Jika tidak segera mendapatkan tim, kemungkinan besar karier mereka akan terganggu atau bahkan hilang dari persaingan kelas atas.
Keadaan ini tentu menjadi perhatian mengingat semua mereka pernah memakai seragam tim besar seperti Persebaya Surabaya.
Nama besar Gilson Costa menjadi perhatian utama karena ia pernah berada di akademi Benfica dan pernah mengikuti kompetisi Eropa.
Fakta bahwa pemain berlevelnya masih belum memiliki klub tentu menimbulkan banyak pertanyaan dari kalangan penggemar sepak bola nasional.
Empat eks anggota Green Force ini mengalami masa menunggu yang menjadi cerita tersendiri dalam bursa transfer musim ini. Menarik untuk ditunggu, ke mana langkah berikutnya akan membawa mereka dalam perjalanan karier profesional masing-masing.
Perkembangan pasar transfer Liga Utama 2025/2026 masih terus berlangsung, dan kesempatan mereka belum sepenuhnya tertutup. Namun waktu semakin sedikit, dan keputusan penting harus segera diambil sebelum masa transfer ditutup.
Ada satu hal yang jelas, bakat mereka tetap mampu berkilau jika diberi kesempatan dan kepercayaan.
Tinggal menunggu waktu, apakah akan ada klub yang berani mengambil risiko memperkuat mereka untuk musim penuh tantangan yang akan datang.